Setiap orang pasti mempunyai cita-cita, impian dan harapan yang berbeda. Lalu apakah mereka bisa mewujudkan cita-cita mereka? tidak semua orang yang mampu mewujudkan apa yang mereka cita-citakan, lantaran situasi dan kondisi masing-masing. Terlepas dari itu semua, ketentuan atau takdir Allah itulah yang pasti akan berlaku pada setiap hamba-Nya.
Setiap manusia yang terlahir di bumi ini, kebanyakan adalah mereka yang memiliki potensi yang di Anugrahi oleh Sang Pencipta. jadi tidak ada alasan untuk tidak mau berubah ke arah yang lebih baik.
"Woi....serius amat baca bukunya, buku apaan sih yang dibaca fa ???" aku dikejutkan oleh seorang perempuan yang tak lain adalah teman sekelasku.
"baca buku yang kemarin aku pinjam di perpustakaan daerah, Y !!! buku ini bagus sekali, untuk memotivasi kita supaya bersemangat untuk belajar"
"oh ya, bisa pinjam dong"
"bolehlah, tapi nanti balikin ya, karena besok buku itu harus aku kembalikan, silakan baca Y, just for today, ok"
"ok, yofa, sebentar Y balikin..karena hari ini guru-guru pada rapat dinas. Y mau baca-baca buku ini, siapa tau bisa juga memotivasi saya"
dengan lapang hati, buku itu ku pinjamkan kepada Y seorang sahabat perempuan yang senang berbagi cerita denganku.
Waktu itu aku duduk di kelas XII MAN Lubuksikaping, diantara banyak teman perempuan dialah yang paling dekat denganku. Aku dan Y sering menyempatkan waktu untuk duduk bersama, ketika guru belum masuk kelas, ketika waktu istirahat aku dan Y pura-pura bertanta tugas atau catatan yang belum lengkap agar kawan-kawan tidak banyak tanya dengan kedekatan kami.
suatu pagi di dalam kelas "Y, kata orang-orang Y pintar mengaji ya???"
"what...kata siapa fa?"
"ya, kata kawan-kawan putri yang lain"
"alhamdulillah fa, pernah juga ikut lomba ngaji di kampung....tapi Y gak terlalu bisa yang Irama Tilawah, Irama tartil, insya Allah Y bisa"
"Wah..hebat, ajari dong"
"Hebat...gaklah, biasa-aja aja fa"
"iya, nanti kalau bulan puasa kita ngaji bareng di kelas ini"
"okelah...Y"
hari-hari di sekolahpun dilalui dengan penuh warna, kehadiran Y pun terasa begitu berarti, terkadang juga membuat mata ini sudah untuk dipejamkan. oh inikah namanya ......??? apakah dia juga merasakan apa yang aku rasakan. sekarang semuanya terasa berbeda....tapi aku tidak mempunyai keberanian untuk mengatakan apa yang aku rasakan.
Suatu hari...dengan penuh keberanian...aku menceritakan semua yang aku rasakan kepada Pembina asrama
"Assalamu'alaikum Ustad"
"Wa'alaikum salam, masuk..masuk"
"Khaifa Haluk ya Akhi"
" Ustad ada yang mau ana ceritakan ustad"
"Iya, apa itu yofa" jawab Sang Ustad sambil tersenyum
" Ustad..ana mau curhat ustad"
"Curhat saja silakan" Rahasia antum dijamin aman
" begini ustad, ana jatuh cinta sama kawan sekelas ana ustad" dengan nada sedikit pelan karena malu, dan takut juga
Sang ustad dengan spontan Ketawa "hahahaha" trus hubungannya dengan ustad apa?" Sang Ustad kembali tertawa.."hahahaha"
aku bingung dan gak tau harus ngomong apalagi sama ustad, "bagaimana caranya ustad"
"Akhi...kenapa antum bisa suka sama dia?"
"ana sering berbagi cerita dan saling memotivasi satu sama lain ustad"
"Kami sering baca qur'an barengan, Hafal Qur'an barengan, Puasa Sunnah juga ustad" ku jelaskan semuanya sama ustad..sampai mataku yang susah tidurpun aku ceritakan..hahahaha
Sang Ustad, mulai menjelaskan kepadaku batas-batas pergaulan sesama muslim
"Yofa, antum itu sedang digoda oleh yang namanya Syaitan, tidak masalah antum bergaul seperti itu, kegiatan-kegiatan yang antum lakukan juga positif " "jangan ungkapkan perasaan antum suka sama dia...hubungan (pacaran) itu hanya akan merusak fikiran antum, sekolah, dan juga masa depan antum..." "fokuslah belajar, karena sebentar lagi antum juga akan ujian Akhir" "antum masih muda, jangan kotori fikiran antum dengan pacaran, kecuali nanti sudah dewasa dan tamat kuliah, antum bisa pergi melamar ke rumahnya"
"terima kasih nasehatnya ustad"
"iya, akhi....ustad aja belum ada pacar sampai sekarang, masih jomblo akhi" haha
"iya ustad...permisi ya ustad..assalamu'alaikum"
"wa'alaikumsalam"
Lega rasanya menceritakan semua perasaanku kepada Pembina asramaku, karena jika tidak aku ceritakan akan selalu kepikiran, atau akan terjerumus kepada hal-hal yang tidak baik. Namanya juga anak remaja, masih labil...untung bertanya sama orang yang tepat, kalau tidak !!!! entahlah
Semangatpun menghiasi hari itu, walau aku masih memikirkan Y, namun ku anggap dia adalah sahabat baik yang begitu berarti.
"haloha....baca buku terus" kembali Y duduk disampingku
"halo Y, pa kabar?"
"Alhamdulillah, Y sehat kalau yofa juga sehat" tuturnya mendesirkan hati
"Y, hafalan surat Al-Qari'ah nya gimana? sudah hafal ya?, aku masih ada 2 ayat lagi"
"Alhamdulillah, Y sudah hafal fa"
"Wah...saya kalah lagi, kalau besok gak hafal, aku harus bayar denda lagi atau puasa senin kami lagi"
"Pastinya, fa"
itulah hampir setiap hari di sekolah kami saling tagih, hafalan...dan puasa bersama...
haripun terus bergulir tiada henti dan tidak ada yang sanggup menghentikannya. Keakrabanku dengan Y tidak pernah ada masalah....karena kami tidak pacaran, melainkan sahabat yang memiliki tujuan yang positif
Singkat cerita...
Lembar Ujian Nasional pun berada di depan mata, semua siswa MAN serius mengikuti pelaksanaan ujian itu hingga selesai. Ujian diikuti selama 3 hari....
Ujian Nasionalpun selesai, namun sekolah belum diliburkan, karena harus mengikuti ujian akhir sekolah dan classmeeting.
"Fa, nanti kalau sudah tamat dari sini, yofa kemana?"
"Blom tau Y, ini saja UN blom tentu Lulus"
"Iya sih, tapi pastilah Yofa punya rencana mau Kuliah dimana"
"Kalau Lulus, Insya Allah mau mendaftar ke IAIN Padang Y, Kalau Y kemana?" aku balik tanya
"Mungkin Y gak kuliah fa"
"kenapa Y?"
"Gak tau fa, Y harus paham kondisi keluarga Y. Ibu Y sudah gak ada...dan Y punya adik juga yang masih sekolah"
Karena gak tau banyak tentang perkuliahan, saya cuma bilang "Y walaupun gak kuliah persahabatan kita gak akan putus Y" untuk menghibur hatinya "akupun juga gak kuliah Y, karena orangtuaku bukan keluarga kaya, sederhana juga Y" sekarang kita tunggu saja ketentuan Allah bagaimana untuk masa depan kita."
"iya, fa" ujar Y dengan senyum kesedihan terlihat dari wajahnya
Tidak menunggu waktu yang terlalu lama, serangkain ujian dan kegiatan di sekolahpun selesai. Besok adalah waktunya siswa-siswi asrama untuk meninggalkan asrama dan kembali ke rumah orangtua masing-masing untuk menunggu pengumuman Lulus/Tidak Lulus.
Jarum jam terasa begitu cepat bergerak hingga pagi pun menjelang. Hari ini adalah hari perpisahan asrama...sekolah sudah diliburkan, namun kami siswa-siswi asrama mengadakan acara perpisahan di sekolah.
" Fa..." Y mengulurkan salam perpisahan, tidak ada kata yang terucap di bibir sahabatku itu. Akupun menoleh ke arahnya dan menjabat tangannya...kulihat genangan airmata membasahi wajahnya.
"Maafkan ya Y, kalau ada kesalahan selama ini" you'r the best Y"
Y pun duduk disampingku, sambil menyapu airmata "Fa, mulai besok kita gak bisa lagi melalui hari-hari indah fa, Hafal Qur'an bersama, Puasa bersama....semua akan hilang dan tinggal kenangan fa"
"Y gak tau, kedepannya Y harus bagaimana, yang pastinya di rumah, mengerjakan pekerjaaan rumah...dan menunggu seseorang datang ke rumah untuk melamar"
Akupun tidak bisa menahan airmata mengalir pelan dari wajahku....namun demikian aku tidak bisa berkata apa-apa dan tidak bisa berbuat apa-apa.
" Y, insya Allah, Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita, selama kita dekat kepada-Nya"
"Amin"
Sayapun mengeluarkan kenang-kenangan untuk Y, dan Y pun memberikan kenangan-kenangan. Gambar dinding dipenuhi tulisan kaligrafi.
"Terima kasih Y, mudah-mudahan kita bisa bertemu lagi Y"
"Iya Fa"
Haripun beranjak siang..isak tangis siswi - siswi pun terdengar lantang di gedung sekolah sudah bercerai berai dari acara perpisahan saat itu. hampir semua siswa dan siswi mengeluarkan airmata dan saling memberikan kenang-kenangan.
Acara perpisahan usai....kami kembali ke rumah orangtua masing-masing untuk menunggu hasil Ujian.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Setelah pulang kerumah, hampir satu bulan aku tidak pernah mendengar kabar sahabatku itu. akupun sibuk mengurus kuliah di Padang. Hingga satu berita mengejutkan datang dari seorang kawan ketika hari Pengumuman Hasil UN di umumkan aku masih berada di Padang. Hanya menunggu berita dari kawan...bahwa sahabatku tidak lulus dan harus mengikuti ujian Paket C.
Maafkan sahabat aku waktu itu tidak ada disaat kau sedang berduka...aku tau betapa pedihnya hatimu saat itu. Kembalikan semuanya kepada Allah...kita hanya mengikuti ketentuan Allah. Yang sabar dan kuat sahabat.